ANCAMAN APAPUN PELAYANAN HARUS TETAP BERJALAN

ANCAMAN APAPUN PELAYANAN HARUS TETAP BERJALAN
ANCAMAN APAPUN PELAYANAN HARUS TETAP BERJALAN

Siapa di antara kita yang tidak mau hidup penuh  ketenangan, kenyamanan, tanpa ada gangguan, tantangan menjadi halangan dan lain sebagainya. Tentu semua orang suka dengan keadaan seperti ini. Demikianpun dengan para hamba Tuhan tentu menginginkan keadaan pelayanan yang lancer dan semuanya berjalan dengan nyaman, finansial yang tidak berkekurangan, kesehatan secara fisik dan mental yang sempurna dan semuanya berjalan baik.

Tetapi kenyataan yang dihadapi ternyata dalam kehidupan pelayanan para hamba-hamba Tuhan ini mengalami begitu banyak tantangan dalam kehidupan pelayanan mereka. Mereka para hamba Tuhan yang melakukan pelayanan di sekitar Kabupaten Boyolali dan sekitarnya.

Menuju ke tempat titik kumpul para hamba Tuhan dalam persekutuan dengan PID itu berada di sebuah desa. Menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam dari Malang kami tiba di sebuah desa Bernama Boyolali. Di sana kami akan bertemu dengan 10 rekan-rekan hamba Tuhan yang melayani di pedesaan. Sedikit rasa lelah yang sempat singgah di tubuh ini seketika hilang ketika bertemu dengan rekan-rekan hamba Tuhan ini dengan segala cerita dan kisah menarik yang mereka saksikan bagi kami.

Pengalaman luar biasa bagaimana mereka harus memulai atau merintis pelayanan dengan segala tantangan yang mereka hadapi, entah itu tantangan ringan sampai tantangan yang terberat berupa kehilangan orang yang dikasihi. Namun, di balik semua kesesakkan itu, mereka menyaksikan bahwa dalam kesesakkan ada pertolongan Tuhan”.

“Istri saya mengalami keguguran karena merasakan kegelisahan yang begitu hebat ketika kami mulai mendapat surat kaleng. Bukan hanya itu ada ancaman akan dibunuh segala” kata seorang hamba Tuhan menyaksikan. Dalam jangka waktu cukup lama kami tidak merasakan ketenangan dalam pelayanan kami. Setiap hari kami mendapat surat kaleng berupa ancaman dan rumah kami dilempari dengan bangkai oleh orang-orang yang tidak menyukai keberadaan kami di tempat itu. Kata hamba Tuhan tersebut yang tidak mengerti kenapa mereka begitu bencinya kepada dirinya.