PERTEMUAN DENGAN REKAN PELAYANAN DI KANDANGAN KEDIRI
PERTEMUAN DENGAN REKAN PELAYANAN DI KANDANGAN KEDIRI
Dalam penaburan Injil Kabar Baik ke seluruh dunia tidak cukup melalui media yang tersedia cukup luas sampai saat ini, namun harus dipikirkan untuk melakukan penaburan secara langsung. Sebagai bentuk tindakan untuk mengukur pencapaian. Makanya PID melakukan kerja sama dengan mereka yang berada di lapangan. Istilah di Lembaga Pelayanan Iman & Doa (PID) ini wilayah bagian daratnya.
Bekerja sama dengan team darat tidak dibatasi dengan denominasi gereja tertentu saja, semua denominasi gereja yang memiliki panggilan memberitakan Injil harus dirangkul sebagai mitra. Itulah yang dilakukan team PID, di setiap kota di mana produksi program PID disiarkan, maka harus ada koordinator di tempatkan di wilayah itu. Dan koordinator itu harus bisa mengkoordinir hamba-hamba Tuhan yang ada di kota tersebut. Tentu saja PID sedapat mungkin terus berhubungan dengan team darat tersebut.
Dalam kesempatan baru-baru ini, PID membuka bekerja sama dengan sebuah wilayah yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal team pelayanan PID, yaitu di daerah Kandangan, masuk wilayah Kediri, 50 menit dari kantor PID. Menurut Bapak Pdt. Albinus, bahwa di Kandangan ada sekitar 50 hamba Tuhan yang sedang dalam perintisan. Mereka masih memiliki anggota yang relatif sedikit. Kali ini PID melakukan uji coba dengan 10 hamba Tuhan terlebih dahulu. Ukurannya adalah apakah mereka bisa menangkap siaran dari Radio Rajawali Tulungagung? PID ingin mendengar kesaksian mereka secara langsung bagaimana pekerjaan Tuhan di wilayah tersebut dan bagaimana Tuhan menolong.
Menyimak kesaksian dari mereka satu persatu yang menceritakan bagaimana mereka dipelihara oleh Tuhan di tengah tantangan dan pergumulan hidup. Bila dilihat dari latarbelakang gereja mereka sebenarnya mayoritas dari mereka adalah hamba Tuhan yang otonom, artinya mereka hanya mendapat perlindungan hukum dari pusat, tetapi untuk tunjangan hidup baik secara finansial, maupun kebutuhan untuk mengembangkan pelayanan diserahkan sepenuhnya kepada hamba Tuhan tersebut.
Mendengarkan kesaksian mereka, kita mendapatkan berkat rohani betapa Tuhan Yesus itu benar-benar tidak pernah meninggalkan mereka. PenyertaanNya sungguh nyata di tiap-tiap pribadi para hamba Tuhan tersebut. Salah satu contoh, seorang hamba Tuhan yang terpanggil di daerah itu, karena belum
memiliki anggota, maka mereka sampai datang untuk meminta bantuan kepada gereja-gereja lainnya. Caranya ia berkunjung ke gereja rekan-rekannya, membagikan firman Tuhan, dan dia diberi makan, dan sedikit bekal, karena teman-temannya juga sedang dalam perintisan. Pernah juga kejadian ada yang meminta makan kepada tetangganya yang tidak Kristen karena sudah tidak ada jalan keluar lagi. Tapi kini hamba Tuhan tersebut sudah berubah kondisinya. Dengan keberanian, kerelaan dan ketulusan itulah yang rupanya Tuhan berkenan dan memberikan jiwa-jiwa untuk dilayani. Dan saat ini sudah mendapatkan jiwa-jiwa baru yang bisa menunjang kehidupan setiap hari. “Pemeliharaan Tuhan sampai sekarang memang nyata”, demikian mengakhiri kesaksiannya.
Keberadaan para hamba Tuhan di pedesaan itu beragam. Ada juga yang sudah punya tanah, yang lainnya ada jemaat tetapi karena jemaatnya masih sedikit dan juga kemampuan jemaat secara ekonomi tidak menunjang, maka sementara bikin pondasi dan plengsengan, karena tanah yang didapat di pinggir kali. Sementara ibadah di tempat salah satu anggota jemaat. Itulah kenyataan yang dihadapi, tetapi tidak mengurangi semangat dalam penginjilan dan memperteguh yang sudah dianugerahkan Tuhan yaitu jemaat walapun masih bisa dihitung dengan jari. PID dalam pertemuan itu memberikan buku namun juga sembako. Mereka sangat antusias menerimanya, dan Pdt. Pudjianto memberikan motivasi kepada mereka, yang diambil dari Ibrani 11:6.