KUNCINYA ADALAH KETEKUNAN

KUNCINYA ADALAH KETEKUNAN

Sebuah bangunan berdiri kokoh dengan sebuah salib terpampang di bagian depan bangunan. Lokasinya tidak jauh dari jalan raya Malang menuju Kota Batu. Namun sedikit orang yang tahu kalau bangunan tersebut dulunya merupakan tempat lokalisasi di mana  para hidung belang dan wanita penghibur bertemu. Kini tempat itu berdiri bangunan menjadi Gereja Yesus Kristus. Pendeta Suryo Citrowasono yang membeli rumah tersebut yang kemudian sebagian diubah menjadi bangunan gereja.

Sebagai seorang hamba Tuhan ia punya kerinduan yang dalam di mana rumah ibadah bisa dibangun. Dan sebagai seorang hamba Tuhan maka, maka ia menyebarkan berita anugerah Allah disampaikan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya yang mau mendengarnya. Tentu tidak semudah menceriterakannya, namun karena ketekunannya Pak Suryo, begitu biasa beliau dipanggil, beberapa orang mulai menanggapi, dan mulailah banyak yang berkumpul di situ untuk bersekutu menyembah Tuhan. Setelah dirasa cukup Pendeta Suryo mulai mengadakan ibadah di rumahnya tersebut, dan rumah bekas bordil itu akhirnya menjadi tempat untuk beribadah.

Awalnya melakukan ibadah yang dilakukan dalam beberapa kali diadakan dengan anggota yang masih sedikit, tidak ada masalah dari masyarakat sekitar. Namun ketika jumlahnya mulai bertambah banyak ternyata ada sebagaian masyarat di tempat itu yang merasa keberatan dan menentang keberadaan ibadah Kristen tersebut. Mereka terganggu adanya ibadah kristiani di lokasi itu. Namun keberatan dari masyarakat tersebut akhirnya bisa diatasi.

Kuncinya adalah bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat. Pendeta Suryo sendiri pembawaannya sangat supel dan mudah berbaur dengan semua lapisan masyarakat. Misalnya terlibat untuk jaga malam bersama, berpartisipasi dengan ikut gotong royong, bila ada masyarakat yang mengalami sakit datang mengunjungi. Tindakakan-tindakan itu semua rupanya mendatangkan simpati kepada gereja.

Tentu tidak semua menanggapinya secara positif. Namun tetap saja Pak Suryo  bergaul dengan tidak membeda-bedakan. Pernah mengundang wali kota Batu dan puji Tuhan datang dalam acara perayaan Natal. Bahkan walikota saat itu menyarankan supaya keberadaan gereja ijin diurus secara lengkap. Puji Tuhan bangunan gereja dan ijin beribadah akhirnya secara resmi keluar.