MENJANGKAU SUKU PEDALAMAN

MENJANGKAU SUKU PEDALAMAN
MENJANGKAU SUKU PEDALAMAN

Seperti statement yang dimiliki Lembaga Pelayanan Iman dan Doa (Lembaga PID) yaitu menjangkau mereka yang belum terjangkau, maka PID terus berkomitmen mendukung pelayanan hamba Tuhan yang bekerja melayani di antara orang-orang yang belum disentuh oleh Injil Kabar Kesalamatan tepatnya di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Hamba Tuhan yang melayani di daerah tersebut adalah Gustav Erwanto atau yang kita kenal Pendeta Yanto. Untuk diketahui, Gustav Erwanto sejak muda telah berkomitmen untuk melayani suku-suku yang belum dilayani. Kebanyakan dari mereka berada di daerah-daerah hutan dan terpencil yang sulit untuk dijangkau dengan kendaraan.

Pendeta Yanto sendiri sebenarnya berdomisili di wilayah Kota Luwuk, Sulawesi Tengah dan menggembalakan jemaat. Untuk menuju ke wilayah Tojo Una-Una ia dan rombongan harus menempuh 6-7 jam dengan menggunakan mobil. Kemudian dari situ harus menempuh perjalanan ke beberapa titik yang akan dituju tersebut dengan jarak tempuh 4-5 jam. Kalau cuacanya cerah maka perjalanan bisa menggunakan roda dua, tapi bila sedang hujan maka jalan satu-satunya harus berjalan kaki. Ada 4 titik masyarakat yang sudah membuka kontak awal.

Kebanyakan orang-orang yang didekati tersebut kelompok masyarakat yang hidup di hutan yang tentu sulit untuk mengakses pendidikan bagi anak-anak mereka. Makanya yang ada di benak Pendeta Yanto dan tim selalu berpikir tentang bagaimana anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan baca tulis. Sementara masing-masing titik tersebut terdapat tidak kurang kelompok masyarakat berjumlah antara 30 hingga 40 orang.

Kini titik-titik masyarakat itu sudah menjalin hubungan dengan baik dan sekarang untuk melanjutkan pelayanan di beberapa titik tersebut dibutuhkan para hamba Tuhan yang siap untuk tinggal di tempat-tempat tersebut. Tentu hamba Tuhan yang dibutuhkan adalah mereka yang siap untuk tinggal bersama dengan mereka dan melanjutkan pelayanan yang sudah dimulai.

Menurut Pendeta Yanto, untuk membuka kontak dengan mereka yang ada di daerah pedalaman itu tidak langsung berbicara mengenai Injil, tapi melakukan pendekatan awal dengan pendekatan sosial, seperti menyentuh kebutuhan dalam bidang kebutuhan sehari-hari dan kesehatan serta pendidikan. Satu hal yang perlu dihindari dalam pendekatan terhadap suku-suku di pedalaman itu adalah membawa agama. Mereka akan langsung menolak jika membawa agama kepada mereka. Yang bisa dilakukan sebagai pendekatan awal secara rohani adalah memperkenalkan pencipta alam semesta itu adalah maha kuasa. Bila dari pembicaraan rohani tersebut menyentuh hatinya maka selanjutnya adalah dengan memperkenalkan Juruselamat yang menanggung dosa semua manusia.

Menurut pengalaman Pak Yanto, biasa ia dipanggil, pendekatan-pendekatan awal terhadap mereka terkadang mendapatkan penolakan dengan ungkapan tidak senang akan kedatangan tim PI tersebut. Namun penjelasan maksud dan tujuan yang berhubungan dengan kehidupan mereka, akhirnya mereka mau membuka hati untuk menerima kehadiran mereka. Karena kehidupan mereka tidak jauh dari kegiatan bercocok tanam maka pendekatan itu pulalah yang sering disampaikan.

Sementara soal resiko dan hal ini menjadi permohonan doa dari Pendeta Yanto dan tim bagi Tim PID adalah supaya mereka tetap bugar dan jauh dari marabahaya kecelakaan dalam perjalanan. Karena memang medan yang harus dilalui tidak mudah. Selain juga resiko munculnya hewan berbahaya seperti ular.