TENANGLAH! JANGAN TAKUT, INI AKU
Judul di atas merupakan tema yang disodorkan oleh Gereja Betani di Kuwu, Grobogan, Purwadadi, Jawa Tengah sebagai tema khotbah firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt. Pudjianto mewakili Lembaga Pelayanan Iman & Doa (PID). Kontek yang diambil oleh Pdt. Pudjianto adalah dari Injil Matius 14:22-33. Para murid setelah kelelahan dalam menerima pengajaran, maka perlu ada penyegaran. Karena itu mereka berpindah ke seberang Danau Galilea.
Sementara Tuhan Yesus sendiri tidak berada di perahu yang ditumpangi para murid tersebut karena Dia masih tertinggal untuk menyendiri. Ketika perahu sudah di tengah danau, maka muncul angin sakal yang besar menerpa perahu Para murid. Perahu itu terombang-ambing, dan nyaris para murid tidak bisa mengatasi situasi yang mencekam tersebut. Di tengah ketakutan, para murid melihat sosok bayangan orang yang berjalan di atas air. Para murid tentu saja bertambah rasa takutnya, karena dikira itu adalah hantu. Dalam situasi seperti itu Tuhan Yesus bersabda: “TENANGLAH! JANGAN TAKUT, INI AKU”. Sudah tentu para murid heran atas kejadian seperti itu. Bahwa Yesus bisa berjalan di atas air yang melambangkan bahwa dia bisa mengatasi seluruh masalah yang terjadi dalam kehidupan ini.
Berikut ini merupakan makna rohani yang bisa dicerna oleh para murid yang mendengar sabda Tuhan Yesus di tengah situasi yang mencekam tersebut yaitu:
- Tuhan Yesus mau menunjukkan bahwa Dia senantiasa hadir dan menyertai para murid dalam situasi apapun. Walaupun dalam ketakutan dan kegelisahan menjalani kehidupan. Itu membuktikan janji-Nya bahwa dia akan menyertai senantiasa kepada orang percaya.
- Tuhan Yesus berjalan di atas air, ingin menunjukan kepada para murid bahwa alam semesta dengan segala kuasanya tidak akan bisa mengalahkan Dia. Dialah penguasa terhadap alam semesta, dan tidak ada yang bisa mengunggulinya. Oleh karena Dialah yang memiliki kuasa untuk mengurai segala persoalan manusia.
- Juga kehadiran-Nya di tengah situasi yang menakutkan merupakan penghiburan bagi para murid yang sedang dalam situasi kehilangan pegangan hidup. Dengan menunjukkan kehadira-Nya, akan menciptakan hati para murid menjadi tenang.
Itulah inti dari khotbah yang disampaikan Pdt. Pudjianto dalam ibadah yang dilaksanakan oleh Gereja Betani di Kuwu tersebut. Pengambilan tema yang sudah disodorkan oleh gereja tersebut tentu saja berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi akhir-akhir ini di mana ketika situasi yang dialami oleh jemaat tidak baik-baik saja, maka yakinlah Tuhan hadir dan siap untuk turun tangan menolong dan meredakan ketidaktenangan jemaatnya.
Tiga hal yang menjadi panduan yang berangkat dari peristiwa yang dialami oleh para murid tentu juga berlaku saat ini dan seterusnya, karena Dia bukanlah Tuhan yang mati, tapi Dia adalah hidup yang mengetahui situasi dan keadaan orang-orang percaya. Tuhan memiliki maksud yang indah, Dia ingin orang-orang percaya benar-benar mengandalkan iman percayanya kepada Tuhan sehingga bisa diselamatkan dari terpaan masalah dan persoalan yang dialaminya. Itulah inti dari pada penjabaran firman Tuhan yang bertemakan:”Tenanglah, jangan takut Aku ini”.
Dalam kesempatan tersebut jemaat yang hadir sekitar 300 an orang, yang datang dari berbagai pelosok kota di Kecamatan Kuwu. Sementara Pdm. Yesaya Hartoyo yang memberikan sambutan berharap bahwa gerejanya bisa menjalin kerjasama untuk meperluas Kerajaan Allah di tempat masing-masing bagi jemaat yang dilayaninya. Dalam kesempatan tersebut, Pdt. Pudjianto memberikan kesaksiannya sebagai pendeta yang dimulai dari perintisan yang tidak mudah, hingga Tuhan menolong secara luar biasa hingga berdiri jemaat yang sekarang sudah menjadi gereja yang mandiri. Tuhan memberkati pelayanan Gereja Betani di Kuwu.