MENYIAPKAN DIRI UNTUK DEWASA
Melihat sebuah pelayanan yang memiliki sejarah dan keterkaitan dengan pelayanan kita memberikan kesan tersendiri. Karena selain sebagai bentuk tanggung jawab dari Tuhan untuk melayani di manapun, tapi juga kita sedikit banyak mengerti cikal-bakal tempat pelayanan yang kita layani.
Gambaran seperti itulah ketika PID mendapat undangan dari sebuah gereja di jawa Tengah di mana gereja tersebut sejak awal dirintis oleh seorang hamba Tuhan selalu bergandengan tangan dengan Pelayanan PID. Dia adalah Pdp. Yusuf Tugino. Gereja tersebut adalah pos pelayanan Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) di Juwono.
Permintaan dari Bapak Pdt. Yusuf Tugino yang menghubungi Pdt. Pudjianto mengungkapkan akan diadakannya pelayanan ibadah ruang terbuka di Batu. Memang pemberitahuannya cukup mendadak dan yang diminta untuk melayani penyampaikan firman Tuhan adalah Pdt. Pudjianto. Kebetulan Hari yang sebelumnya ada pelayanan di Kediri.
Tentu saja bagi Pdt. Pudjianto ketika mendapat permintaan itu langsung menerimanya dengan sukacita. Hal tersebut karena saat itu pos pelayanan Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) di Juwono memiliki pos pelayanan di Desa Ketip di wilayah yang sama, namun belum ada gembalanya. Ketika itu Pdt. Pudjianto telah membicarakan dengan Pengurus Lembaga Pelayanan Iman & Doa (PID) betapa pentingnya membantu pos pelayanan yang konon anggotanya banyak namun yang hadir dalam ibadah hanya beberapa orang. Kebetulan ketika itu PID baru membantu hamba Tuhan yang telah tamat sekolah teologia yang kebetulan orang Juwono sendiri yang mencari tempat pelayanan, ya itulah Sdr. Yusuf Tugino.
Ringkas cerita, gereja induk di Juwono sementara dibantu dulu dalam hal finansial berupa Persembahan Kasih kepada Sdr. Yusuf Tugino. Nantinya bila sudah mapan dan jemaat mampu membiayai dirinya sendiri maka bisa dilepaskan. Maka selama tiga tahun Lembaga PID membantu kekurangan PK (Persembahan Kasih) untuk Sdr. Yusuf Tugino, dari gereja induk, selama tiga tahun. Ternyata Sdr. Yusuf Tugino adalah orang yang cukup bisa dipercaya, jumlah kehadiran jemaat semakin bertambah. Dan selama tiga tahun membantu kekurangan PK Yusuf Tugino tidak sia-sia. Dan ini terlihat dari kehadiran di Kota Batu pada bulan April yang lalu. Dan menurut bapak Budi Kristanto salah seorang majelis dari induk yang mendampingi
ke Batu, bahwa Pos Pelayanan GITJ di Desa Ketip sudah mempersiapkan diri untuk siap didewasakan.
Dalam kesempatan tersebut Pdp Yusuf Tugino mengungkapkan bahwa bagaimanapun gereja yang dibinanya sejak awal itu tidak terlepas dari apa yang dilakukan oleh PID. Pendeta Pembantu tersebut juga menambahkan bahwa pembinaan yang dilakukan PID selama ini, memang cukup berarti, dan mengarah kepada kedewasaan dalam berjemaat. Berkali-kali Pdp Yusuf Tugino mengucapkan terima kasih.
Sementara Pdt. Pudjianto dalam khotbahnya menyinggung tentang keberhasilan sebagai jemaat yang dewasa, hendaknya meneladani orang-orang percaya pertama kali. Dengan menyitir dari Kisah rasul 2L41-47. Pertama, meyakini bahwa Alkitab itu firman Allah dan menjadi pedoman dan dasar bagi kehidupan. Yang kedua, tidak meninggalkan persekutuan antara sesama, yang ketiga, suka berbagi, baik untuk pekerjaan Tuhan di gereja maupun berbagi kepada saudara-saudaranya yang berkekurangan, yang keempat, adalah rajin berdoa. Mendoakan segala pekerjaan Tuhan, dan orang-orang yang ada di sekitar kita yang belum percaya.
Semangat untuk dewasa dari jemaat sangat terasa. Dan keinginan untuk bisa menjadi jemaat yang mandiri tidak diragukan lagi. Syaratnya mereka harus bisa mencukupi kebutuhan operasional pelayanan sendiri, kewajiban-kewajiban lain kepada sinode, juga pemerintahan tidak bergantung kepada gereja induk. Setelah menjadi dewasa nantinya posisinya dengan induk adalah mitra pelayanan.
Selamat untuk GITJ Pos Ketip yang bersiap untuk dewasa.