PID MENDAPAT KUNJUNGAN PENDENGAR SETIA

Kaget bercampur tidak percaya dan bahkan bahagia ketika sebuah berita datang dari Ibu Sutiyah Wasana yang menyampaikan keinginannya untuk berkunjung ke Lembaga PID. Campuran perasaan tersebut karena ternyata bukan hanya Ibu Sutiyah yang akan datang, tapi justru membawa serta beberapa orang yang nota bene merupakan kelompok pendengar setia program dari PID.
Rencana kedatangan sekelompok pendengar setia tersebut berkeinginan untuk bertemu dengan Pdt. Pudjianto, pimpinan Lembaga PID. Walaupun berita tersebut sifatnya mendadak, tentu saja rencana kedatangan tersebut sangat membahagiakan. Hanya saja persoalannya di saat rencana kedatangan kelompok pendengar itu Pdt. Pudjianto dan team sedang menghadiri wisuda di Sekolah Tinggi Teologia Elohim (STELLA) di Malang Selatan.
Kepentingan ke sekolah teologia tersebut karena ada dua anak yang berhasil menyelesaikan studio sarjana teologia yang biaya pendidikannya selama ini dibantu oleh Lembaga Pelayanan Iman & Doa (PID). Karena bersamaan waktunya maka sulit bagi Pdt. Pudjianto dan team untuk segera pulang ke Batu karena perjalanan dari STELLA ke Batu cukup jauh jaraknya, belum lagi jalanan Malang dan Batu sedang macet. Kalau jalanan normal saja bisa ditempuh selama dua jam. Namun bila ditambah dengan berbagai kendala di jalan seperti kemacetan tadi maka membutuhkan waktu sampai 4 jam bahkan lebih. Sehingga kunjungan pendengar secara mendadak tersebut ditangguhkan dan mereka berjanji untuk esok harinya akan berkunjung Kembali.
Untuk diketahui bahwa rombongan ibu-ibu yang dikoordinir oleh ibu Sutiyah tersebut merupakan pendengar dari Radio Sahabat di Ungaran, Jawa Tengah. Mereka secara rombongan datang ke rumah Pdt. Pudjianto sebagai pimpinan Lembaga PID. Kunjungan itu akhirnya terlaksana esok harinya di mana mereka datang ke rumah Pdt. Pudjianto. Pertemuan berlangsung gayeng dan dari pertemuan tersebut bisa didapatkan banyak kesaksian di sekitar program radio beserta isi dari program itu sendiri.
Sebenarnya respon dari radio local yang ada di Ungaran, Jawa Tengah bila dilihat dari bagian follow-up boleh dibilang sangat sedikit. Makanya tidak disangka bahwa di Radio Sahabat yang selama ini tanggapannya bisa dihitung dengan jari tersebut ternyata di luar dugaan yang dibuktikan adanya rombongan pendengar setia yang menyaksikan bahwa mereka mengaku pendengar dari radio local di kota tersebut.
Bukan hanya itu karena didorong oleh pengalaman akan manfaat dari mendengarkan siaran radio tersebut ibu Sutiyah sang coordinator membawa 3 radio monitor untuk diserahkan kepada saudara-saudara yang membutuhkan radio tetapi tidak bisa membeli di berbagai pelosok di mana Lembaga PID berpartner. Karena bagaimanapun tidak sedikit juga saudara-saudara lain yang membutuhkan radio seperti itu jumlahnya lumayan banyak. Mereka yang hidupnya masih berjuang untuk bisa makan sehari-hari dan masih menganggap radio dianggap barang mewah. Tentu banyak orang yang cukup hidupnya heran bahwa di jaman yang serba canggih seperti sekarang masih ada orang-orang yang berjuang untuk bisa makan. Namun, kenyataan memang ada dan banyak pendengar PID yang memang seperti itu keadaannya. Namun, puji Tuhan bahwa pendengar PID ada yang peduli terhadap sesamanya, dan malalui Lembaga PID mereka menyalurkan untuk disampaikan kepada orang yang haus kebenaran dan mau mendengarkan acara rohani melalui Radio.
Menariknya kelompo pendengar tersebut bercerita bagaimana mereka berusaha untuk tidak pernah melewatkan semua program khususnya renungan Bahasa Jawa yang disiarkan oleh Radio Sahabat di Ungaran. Dan tentunya kesaksian mereka itu sungguh sangat memotivasi Pdt. Pudjianto dan teamnya untuk melanjutkan pelayanan yang memberkati banyak orang. Apalagi bila dihubungkan dengan sebuah filosofi media radio, “seorang pendengar mewakili 1000 orang yang ada dibelakangnya.”