TEMU PENDENGAR

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai pelayan di Media, perlu bertemu dengan siapakah pendengarnya. Yang lalu kebetulan Radio Sanjaya dengan filosofinya “Radio konco dhewe” menghadirkan para pendengar yang team Lembaga Pelayanan Iman & Doa(PID) bisa bertemu dengan mereka. Mendengar kesaksian mereka bahwa mereka dikuatkan dan dibangun imannya lewat program renungan baik Bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia yang disiarkan di Radio Sanjaya di Mageta. Pamilik Radio Ibu Fona Sandris ikut hadir dalam pertemuan tersembut. Memberikan kesaksian bahwa beliau meneruskan Visi Misi almarhum suaminya, mengenalkan Yesus lewat udara.
KESAKSIAN PENDENGAR
- MERASA TERJAWAB ATAS BERBAGAI PERTANYAANNYA
Salah satu saudara yang menyebutkan namanya Henry melalui telepon menyaksikan bahwa berkali-kali ingin bertemu langsung dengan Pdt. Pudjianto, ingin menanyakan beberapa hal tentang pergumulan hidupnya. Menurut saudara Henry, dosanya cukup besar, sehingga tidak bisa melanjutkan keterlibatannya dalam pelayanan. Apakah dosa yang sebesar itu bisa diampuni oleh Tuhan? Pertanyaan itu bergulung-gulung di dalam hatinya (sdr. Henry tidak menyebutkan dosanya). Walaupun gembalanya tidak menghentikan keterlibatan pelayanan namun dari dalam dirinya sendiri rasanya seperti ada yang menghalangi untuk tidak meneruskan keterlibatannya dalam pelayanan.
Sdr. Henry sudah bisa membawakan firman Tuhan, bahkan ada beberapa pos yang ia rintis dan semua diteruskan oleh orang lain. Namun, ternyata dengan kejatuhannya dalam dosa, melihat hasil pelayanan itu malah menampar mukanya sendiri, sehingga merasa sangat tertekan sekali dan tidak sanggup untuk melanjutkan pelayanan.
Melalui telepon itu mengucapkan terima kasih, karena ketika berniat mau berangkat untuk bertemu, tema kotbah pagi itu menjawab pertanyaan yang bergulung-gulung di dalam hatinya. Bahkan itu terjadi beberapa kali. Pada intinya bahwa pengorbanan Kristus itu sempurna dalam menebus dosa manusia, sebesar apapun dosa itu. Bahkan pdt. Pudjianto menjelaskan yang terakhir kadang-kadang Roh kegelapan itu tetap mendakwa akan dosa yang pernah dilakukan, pada hal semua dosa ketika orang percaya kepada Tuhan Yesus sudah diampuni. Pdt. Pudjianto mengutip firman Tuhan untuk menguatkan apa yang dikatakannya.
Untuk menghindari orang-orang tahu apa yang dilakukan, maka dirrinya pindah tempat cukup jauh, dan demikian juga ke gerejanya, tidak lagi ditempat yang lama. Dan di tempat baru dengan orang-orang yang baru, dirinya merasa nyaman. Untuk keterlibatan lagi dalam pelayanan, sementara belum. Sekarang sementara ikut team doa untuk mendoakan pelayanan yang terlibat dalam pelayanan. Mengakhiri sambungan telpunnya mengucapkan terima kasih. (Hendri…. Karang ploso pati)
2. MERASA DIBERKATI ATAS AJARAN
Bapak Budi S, demikian mengenalkan dirinya melalui sambungan telpon, meyakinkan bahwa nomor yang dipencetnya itu benar Pdt. Pudjianto. Bapak Budi mengakui bahwa ia mendengar ceramah agama Kristen melalui Youtube dengan Bahasa jawa. Bapak Budi setelah menulis melalui WA, mendapat tanggapan lantas mencoba menghubungi melalui Telpun. Dan ternyata diterima dengan baik.
Dengan jujur bapak Budi mengatakan bahwa dirinya adalah bukan orang Kristen. Namun dia banyak mendengar melalui acara Babaring Katresnan sejati. Banyak Pelajaran yang luhur di dapat dari ajaran tersebut. Bapak budi Jujur tidak bisa menerima Yesus sebagai Tuhan, namun ia senang mendengarkan apa yang diajarkan melalui chanel tersebut. Menurut pdt. Pudjianto sumber ajaran adalah melalui Yesus Kristus. Sebagai orang jawa merasa apa yang diajarkan adalah selaras dengan ajaran jawa yang disebut kawruh kasepuhan. Ya seperti itu mestinya kalau mau menjadi manusia sejati, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji, kalis rasa gumedhe. Duwe nanging aja rumangsa duwe dan lain-lain.
“Terima kasih untuk ceramahnya, setiap ada unggahan baru saya mendengarnya”, demikian mengakhiri pesan telponnya. (Budi-muntilan)